PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
Seorang anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, karena ia
mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh dan berkembang
sampai dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat. Walaupun pertumbuhan dan
perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu, seorang anak dalam banyak
hal bergantung kepada orang dewasa, misalnya mengenai makan, perawatan,
bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu
semua orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak
yang sedang tumbuh dan berkembang, misalnya keperluan dan lingkunagan anak pada
waktu tertentu agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya. Bila
lingkungan akibat sesuatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya
segera diubah sedemikian rupa sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
berjalan dengan sebaik-baiknya. Sebuah organ yang tumbuh berarti organ itu akan
menjadi besar, karena sel-sel dan jaringan diantara sel bertambah banyak.
Selama pembiakan, sel berkembang menjadi sebuah alat (organ) dengan fungsi
tertentu. Pada permulaannya, organ ini masih sederhana dan fungsinya belum
sempurna. Lambat laun organ tersebut dengan fungsinya akan tumbuh dan
berkembang menjadi organ yang matang, seperti yang diperlukan orang dewasa.
Dengan demikian pertumbuhan, perkembangan dan kematangan tidak dapat dipisahkan
satu dari yang lain. Untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang
selalu bersamaan dengan kematangan fungsi. Untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak yang optimum diperlukan berbagai faktor misalnya makanan harus disesuaikan
dengan keperluan anak yang sedang tumbuh. Penyakit infeksi akut maupun kronis
menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga pencegahan penyakit
menular merupakan hal yang penting, di samping diperlukan bimbingan, pembinaan,
perasaan aman dan kasih sayang dari ayah dan ibu yang hidup rukun, bahagia dan
sejahtera dalam lingkungan yang sehat. Sebelum bayi lahir terdapat pertumbuhan
dan perkembangan yang cepat sekali, yaitu dari seorang makhluk yang terdiri
hanya dari satu sel sampai terjadi seorang bayi yang setelah dilahirkan dapat
hidup sendiri terpisah dari ibunya. Triwulan pertama masa embrio sangat
penting, karena merupakan masa pembentukan organ dan beberapa organ telah mulai
bekerja. Bila dalam masa ini pertumbuhan embrio dipengaruhi oleh obat, penyakit
virus atau radiasi, maka akan terjadi perubahan pada organ yang sedang tumbuh
tersebut yang selanjutnya akan menyebabkan kelainan bawaan. Dalam triwulan
berikutnya janin lebih tahan, beberapa organ telah selesai pertumbuhannya. Pada
masa ini terutama terjadi perkembangan fungsi dan panjang janin juga bertambah.
Akhir bulan keempat panjang janin 35 cm (kira-kira 70% dari panjang badan bayi
baru lahir). Selama triwulan terakhir, berat badan bertambah dengan cepat
sekali dan terutama terdapat penambahan jaringan lemak di bawah kulit. Bayi
lahir dengan berat rata-rata 3000 gram dan panjang badan 48 cm di Indonesia,
sedangkan di negara maju berat badan rata-rata bayi baru lahir adalah 3300 gram
dan panjang 50 cm. Pada bayi baru lahir besar kepala merupakan ¼ panjang badan,
sedangkan anggota gerak kira-kira ¼ panjang badan. Besar kepala orang dewasa
hanya 1/8 panjang badannya dan anggota geraknya ½ panjang badannya. Pada umur 2
tahun, umbilicus merupakan pusat badan, sedangkan pada orang dewasa pusat badan
adalah simfisis. Berat fetus 90% terdiri dari air, sedangkan pada bayi baru
lahir 70-80% dan pada orang dewasa 50%. Setelah bayi lahir, berat badan akan
menurun karena kurangnya minum, kehilangan cairan tubuh melalui kencing,
pernafasan kulit dan mekonium. Penurunan fisiologis ini dapat mencapai 10% dari
berat badan waktu lahir. Sesudah 10-14 hari berat badan waktu lahir dapat
dicapai kembali. Ciri khas dari anak ialah ia selalu berubah baik secara
jasmaniah maupun secara fungsionil.
Tahap pertumbuhan anak:
- Pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama, yang kemudian mengurang secara berangsur-angsur sampai umur 3-4 tahun.
- Pertumbuhan yang berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik.
- Pertumbuhan cepat pada masa akil balik (12-16 tahun).
- Pertumbuhan kecepatannya mengurang berangsur-angsur sampai suatu waktu (kira-kira umur 18 tahun) berhenti.
Dalam tahun pertama panjang badan
bayi bertambah dengan 23 cm (di negeri maju 25 cm), sehingga anak pada umur 1
tahun panjangnya menjadi 71 cm (75 cm di negeri maju). Kemudian kecepatan
pertambahan panjang badan kira-kira 5 cm per-tahun./p> Formula yang dipakai
untuk menentukan panjang anak dari umur 3 tahun ialah:
Panjang badan = 80 + 5n cm.
Keterangan: n = jumlah umur dalam tahun
Panjang badan, umur:
- 1 tahun = 1½ X panjang lahir
- 4 tahun = 2 X panjang lahir
- 6 tahun = 1½ X panjang umur 1 tahun
- 13 tahun = 3 X panjang lahir
- dewasa = 2 X panjang umur 2 tahun
Lingkaran kepala bayi baru lahir
di Indonesia 33 cm (di negeri maju 35 cm), kemudian pada umur 1 tahun menjadi
44 cm (di negeri maju 47 cm). Pada umur 10 tahun menjadi 53 cm dan pada orang
dewasa 55-58 cm. Ukuran lingkar kepala penting diketahui yaitu untuk mengetahui
perubahan dalam pertumbuhan otak. Selama masa prasekolah, berat badan naik
setiap tahun dengan 1 ½-2 Kg di Indonesia (di negeri maju 2-3 Kg). Formula yang digunakan untuk menentukan
berat badan ialah:
Berat badan = 8 + 2n Kg
Keterangan: n = jumlah umur dalam tahun.
Berat badan, umur:
- 1 tahun = 3 X berat badan lahir
- 2 ½ tahun = 4 X berat badan lahir
- 6 tahun = 2 X berat badan umur 1 tahun
Pada masa prasekolah dan sekolah
anak akan tampak kurus yaitu karena pertumbuhan beberap organ, jumlah jaringan
lemak di bawah kulit mengurang. Masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa
merupakan masa yang sangat penting. Masa ini disebut masa akil balik. Sesaat
sebelum dan sewaktu masa akil balik, jaringan lemak terdapat lagi di bawah
kulit, sehingga berat badan bertambah pula. Selama masa ini terdapat perbedaan
mengenai jaringan lemak yang terdapat di sekitar panggul, payudara dan anggota
gerak, sedangkan pada anak pria berat badan setelah akil balik tidak nyata
bertambah. Penambahan berat badan
ini tergantung dari makanan, hormon dan faktor keturunan. Pada permulaan akil
balik, pertumbuhan cepat sekali. Dalam masa yang pendek ini panjang anak dapat
bertambah lebih kurang 10 cm per-tahun. Sampai akil balik pertumbuhan anak pria
dan wanita kecepatannya berkurang menurut norma tertentu, tetapi setelah itu
terdapat perbedaan. Pada wanita di negeri maju akil balik mulai 2 tahun lebih
cepat dari pada pria (growth spurt) sehingga pertumbuhan cepat terdapat lebih
dahulu daripada pria. Namun jalannya pertumbuhan pria selama masa akil balik
lebih cepat dibandingkan dengan anak wanita. Anak pria tumbuh dua tahun lebih
lama dengan kecepatan 5 cm pertahun dan pada masa akil balik tumbuh beberapa cm
lebih cepat daripada anak wanita, sehingga panjang anak pria kira-kira 12 cm
lebih panjang dari anak wanita. Penyakit akut yang berat dapat menghambat
pertumbuhan anak, tapi bila hambatan yang terjadi tidak besar, maka
keterlambatan pertumbuhan tersebut masih dapat dikejar. Selain penyakit,
makanan, keadaan sosial-ekonomi, terdapat pula beberapa faktor lain yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan, yaitu:
- Faktor genetis Tidak semua orang mempunyai panjang/tinggi badan yang sama. Kemampuan untuk menjadi panjang atau pendek diturunkan menurut ketentuan tertentu, sehingga anak yang tinggi biasanya berasal dari orang tua yang tinggi pula.
- Beberapa hormon yang mempengaruhi pertumbuhan
- Hormon pertumbuhan hipofisis mempengaruhi pertumbuhan jumlah sel tulang.
- Hormon tiroid yang mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan tulang.
- Hormon kelamin pria di testis dan kelenjar suprarenalis dan pada wanita di kelenjar suprarenalis, merangsang pertumbuhan selama jangka waktu yang tidak lama. Di samping itu hormon tersebut juga merangsang pematangan tulang sehingga pada suatu waktu pertumbuhan berhenti. Hormon ini bekerja terutama pada pertumbuhan cepat selama masa akil balik.
Perubahan tubuh pada masa akil
balik berlangsung karena pengaruh hormon kelamin dan hipofisis. Pada permulaan
akil balik terdapat penambahan berat badan yang mencolok disertai dengan
penambahan panjang badan. Pada anak wanita terdapat pembesaran uterus, ovarium,
vagina pada umur 8-10 tahun. Organ-organ ini mencapai kedewasaan pada umur 18-20
tahun. Pertumbuhan kelamin sekunder dimulai dengan membesarnya payudara yang
didahului oleh pembesaran dan pigmentasi puting dan areola mamae. Bersamaan dengan ini pinggul menjadi lebar
karena tulangnya menjadi lebar. Satu tahun kemudian terdapat pertumbuhan rambut
di daerah pubis, setengah tahun kemudian terdapat pertumbuhan rambut di ketiak.
Pada waktu ini terjadi menstruasi pertama, yang di negeri maju dimulai pada
umur kira-kira 13 ½ tahun. Menstruasi ini berlangsung tidak teratur pada tahun
pertama, tetapi kemudian menjadi teratur pada umur 16-18 tahun. Pada anak pria,
permulaan akil balik ditandai dengan pembesaran penis, testis dan scrotum.
Pertumbuhan berupa pigmentasi dan kerut-kerutan juga terjadi pada scrotum.
Ejakulasi terjadi pada umur kira-kira 15-16 tahun. Tidak lama sesudah
pembesaran organ kelamin, terdapat pertumbuhan rambut di pubis, ketiak, kumis,
janggut. Kemudian terdapat perubahan suara. Muka menjadi lebih jelas, bahu
menjadi lebar dan terdapat penambahan jumlah dan kekuatan otot-otot. Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa anak pria pada umur 18-20 tahun jasmaninya telah
meningkat. Seluruh perkembangan gejala akil balik berlangsung menurut norma
tertentu, walaupun juga terdapat perbedaan kecepatan antara anak yang satu
dibandingkan dengan anak yang lain. Hal ini disebabkan oleh faktor keturunan,
beberapa hormon, makanan dan adanya hambatan oleh penyakit. Gejala yang tidak
sama untuk seluruh dunia ialah bahwa rata-rata manusia sekarang lebih cepat
mengalami akil balik dan menjadi lebih tinggi. Hal ini akan mengakibatkan masalah bagi remaja
maupun orang tuanya.
Tabel: Berat
badan dan panjang rata-rata anak prasekolah
Indonesia
|
Eropa
|
Pria
|
Wanita
|
Pria
|
Wanita
|
Umur
|
Berat (kg)
|
Panjang (cm)
|
Berat (kg)
|
Panjang (cm)
|
Berat (kg)
|
Panjang (cm)
|
Berat (kg)
|
Panjang (cm)
|
1 th
|
8.1
|
71.3
|
7.6
|
71.3
|
8.9
|
74.4
|
8.3
|
72.2
|
2 th
|
9.6
|
79.4
|
9.3
|
78.4
|
11.0
|
83.6
|
19.1
|
81.0
|
3 th
|
11.4
|
86.4
|
11.0
|
85.3
|
12.9
|
91.5
|
12.2
|
87.9
|
4 th
|
13.0
|
93.5
|
12.6
|
92.5
|
14.5
|
97.0
|
13.9
|
98.2
|
5 th
|
14.4
|
101.9
|
14.2
|
100.0
|
16.1
|
107.9
|
15.7
|
101.9
|
6 th
|
15.8
|
108.0
|
16.2
|
105.7
|
17.9
|
111.0
|
18.0
|
111.0
|
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu:
- Faktor heredekonstitusionil
- Faktor lingkungan (pranatal dan pascanatal)
1. Faktor
heredokonstitusionil
Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio
mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan
antara gen ini dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai
peranan penting dalam transmisi sifat-sifat herediter. Timbulnya kelainan
familial, kelainan khusus tertentu, tipe tertentu dari dwarfism adalah akibat
transmisi gen yang abnormal. Haruslah diingat bahwa beberapa anak bertubuh
kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena gangguan endokrin atau
gizi. Peranan genetik pada sifat perkembangan mental masih merupakan hal yang
diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat disangsikan lagi mempunyai peranan
yang besar tapi pengaruh lingkungan terhadap organisme tersebut tidak dapat
diabaikan. Pada saat sekarang para ahli psikologi anak berpendapat bahwa
hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi dibandingkan dengan lingkungan.
Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan dan temperamen lebih
banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas.
- Jenis kelamin. Pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesensi pada umur 10 tahun, sedangkan pria mulai pada umur 12 tahun.
- Ras atau bangsa. Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning mempunyai hereditas lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Itali.
- Keluarga. Tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek sedangkan anggota keluarga lainnya tinggi.
- Umur. Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi.
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor prenatal.
- Gizi (defisiensi vitamin, iodium dan lain-lain). Dengan menghilangkan vitamin tertentu dari dalam makanan binatang yang sedang hamil, Warkany menemukan kelainan pada anak binatang tersebut. Jenis kelainan tersebut dapat diduga sebelumnya dengan menghilangkan vitamin tertentu. Telah dibuktikan pula bahwa kurang makanan selama kehamilan dapat meningkatkan angka kelahiran mati dan kematian neonatal. Diketahui pula bahwa pada ibu dengan keadaan gizi yang jelek tidak dapat terjadi konsepsi. Hal ini disinggung pula oleh Warkany dengan mengatakan The most serious congenital malformation is never to be conceived at all.
- Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma, oligohidrmnion). Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan oligohidramnion dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan intrauterin akhir. Implantasi ovum yang salah, yang juga dianggap faktor mekanis dapat mengganggu gizi embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.
- Toksin kimia (propiltiourasil, aminopterin, obat kontrasepsi dan lain-lain). Telah lama diketahui bahwa obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kelainan seperti misalnya palatoskizis, hidrosefalus, disostosis kranial.
- Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes melitus sering menunjukkan kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Hiperplasia pulau Langerhans akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang melahirkan anak mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan umur ibu yang melahirkan anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa endrokin dalam tubuh ibu yang meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut berperan.
- Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain). Pemakaian radium dan sinar Rontgen yang tidak mengikuti aturan dapat mengakibatkan kelainan pada fetus. Contoh kelainan yang pernah dilaporkan ialah mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak. Kelainan yang ditemukan akibat radiasi bom atom di Hiroshima pada fetus ialah mikrosefali, retardasi mental, kelainan kongenital mata dan jantung.
- Infeksi (trimester I: rubela dan mungkin penyakit lain, trimester II dan berikutnya: toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain). Rubela (German measles) dan mungkin pula infeksi virus atau bakteri lainnya yang diderita oleh ibu pada waktu hamil muda dapat mengakibatkan kelainan pada fetus seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan kongenital jantung. Lues kongenital merupakan contoh infeksi yang dapat menyerang fetus intrauterin sehingga terjadi gangguan pertumbuhan fisis dan mental. Toksoplasmosis pranatal dapat mengakibatkan makrosefali kongenital atau mikrosefali dan renitinitis.
- Imunitas (eritroblastosis fetalis, kernicterus). Keadaan ini timbul atas dasar adanya perbedaan golongan darah antara fetus dan ibu, sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah bayi yang kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah bayi yang akan mengakibatkan hemolisis. Akibat penghancuran sel darah merah bayi akan timbul anemia dan hiperbilirubinemia. Jaringan otak sangat peka terhadap hiperbilirubinemia ini dan dapat terjadi kerusakan.
- Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) Keadaan anoksia pada embrio dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.
b. Faktor pascanatal.
- Gizi (masukan makanan kualitatif dan kuantitatif) Termasuk dalam hal ini bahan pembangun tubuh yaitu protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin.
- Penyakit (penyakit kronis dan kelainan kongenital) Beberapa penyakit kronis seperti glomerulonefritis kronik, tuberkulosis paru dan penyakit seliak dapat mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. Hal yang sama juga dapat terjadi pada penderita kelainan jantung bawaan.
- Keadaan sosial-ekonomi. Hal ini memegang peranan penting dalam pertumbuhan anak. Jelas dapat terlihat pada ukuran bayi yang lahir dari golongan orang tua dengan keadaan sosial-ekonomi yang kurang, yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi dari keluarga dengan sosial-ekonomi yang cukup.
- Musim. Di negeri yang mempunyai 4 musim terdapat perbedaan kecepatan tumbuh berat badan dan tinggi. Pertambahan tinggi terbesar pada musim semi dan paling rendah pada musim gugur. Sebaliknya penambahan berat badan terbesar terjadi pada musim gugur dan terkecil pada musim semi.
- Lain-lain. Banyak faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, antara lain pengawasan medis, perbaikan sanitasi, pendidikan, faktor psikologi dan lain-lain.